Pengaruh Konsentrasi dan Interval Waktu Pemberian Pupuk
Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Jagung Manis(Zea mays saccharata Sturt)
Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Jagung Manis(Zea mays saccharata Sturt)
USULAN PENELITIAN
Oleh :
HERI KURNIANTO
0704120029
AGRONOMI
Usulan Penelitian Ini Merupakan Salah Satu Syarat Untuk
Menyelasikan Studi S1 Pada Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Komisi Pembimbing
Ir. M. Syufrin Pasaribu, M. Ed Ir. Wan Afriani Barus, MP
Ketua Komisi Anggota Komisi
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
KATA PENGANTAR
Bismilahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirobbil’alamin penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan keluangan waktu, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal rencana penelitian ini.
Penulisan proposal penelitian ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan skripsi dalam menempuh Studi Strata Satu (S1) pada Program Studi Agronomi di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan.
Penulis menyadari, tanpa bantuan dari berbagai pihak, rasanya mustahil dan sungguh terasa sangat berat untuk bisa menyelesaikan penyusunan proposal ini. Karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Orang tua serta keluarga tercinta, yang telah banyak memberikan dukungan baik materil maupun moril kepada penulis selama menjalani kuliah sampai pada persiapan penelitian ini.
2. Bapak Ir. Alridiwirsah, MM selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
3. Ibu Hj. Sri Utami, SP, MP selaku Ketua Jurusan Program Studi Agronomi.
4. Bapak Ir. M. Syufrin Pasaribu, M. Ed, selaku ketua komisi pembimbing.
5. Ibu Ir. Wan Afriani Barus, M.P, selaku anggota komisi pembimbing.
6. Civitas akademika jurusan agronomi dan teman – teman yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan penelitian ini
Akhirnya, saran dan kritik membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan proposal usulan penelitian ini.
Medan, Maret 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................. 1
Tujuan Penelitian................................................................................ 3
Hipotesis........................................................................................... 3
Kegunaan.......................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
........... Botani Tanaman................................................................................. 4
........... Syarat Tumbuh Tanaman.................................................................... 5
........... Peranan Pupuk Organik Cair.............................................................. 6
Pupuk Organik Cair (POC) SUPERNASA................................ 6
........... Interval Waktu Pemberian Pupuk ...................................................... 7
........... Mekanisme Masuknya Unsur Hara..................................................... 8
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
........... Tempat dan Waktu............................................................................ 10
........... Bahan dan Alat.................................................................................. 10
........... Metode Penelitian.............................................................................. 10
........... Pelaksanaan Penelitian....................................................................... 12
Persiapan Lahan......................................................................... 12
Pengolahan Tanah....................................................................... 12
Pembuatan Plot.......................................................................... 12
Penanaman Benih....................................................................... 12
Aplikasi Pupuk Organik Cair (POC) SUPERNASA................... 13
Pemeliharaan ............................................................................. 13
........... Parameter Pengamatan....................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 22
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sweet corn atau jagung manis sudah sejak lama dikenal oleh bangsa Indian, Amerika. Hal ini terbukti ketika tahun 1779 Sullivar melakukan ekspedisi melawan Suku Indian. Dalam perjalanannya ia menemukan ladang jagung manis. Pada tahun 1832, sweet corn telah banyak ditanam di Amerika.
Di Indonesia, daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus di daerah Jawa Timur dan Madura, budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena kondisi tanah dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Permintaan pasar nasional dan internasional terhadap jagung manis cenderung meningkat, seiring dengan munculnya negara yang senantiasa membutuhkan dalam jumlah besar. Potensi tanaman jagung manis tiap hektarnya yang masih rendah sedang permintaan pasar terus meningkat, sehingga berbudidaya jagung manis merupakan hal yang tepat dan mempunyai peluang pasar yang sangat bagus (Yulianti, 2010).
Jagung mempunyai peran strategis perekonomian nasional, mengingat fungsinya yang multiguna. Jagung dapat dimanfaatkan untuk pangan, pakan, dan bahan baku industri. Dari seluruh kebutuhan jagung, 50% antaranya digunakan untuk pakan.
Selama ini jagung banyak digunakan untuk pakan ternak. Padahal jagung juga bisa dijadikan bioetanol seperti yang dilakukan di Amerika Serikat. Dari kalkulasi sederhana, jika asumsi bioetanol akan menggantikan 10% kebutuhan BBM dalam negeri yang mencapai 6 juta x 2,4 ton jagung ton jagung yang berarti 14,4 juta ton jagung atau setara dengan 3 juta hektar lahan tanaman jagung. Namun demikian bagi Indonesi kendala utama untuk memproduksi bioetanol dari jagung adalah bahan baku. Sejauh ini untuk memenuhi kebutuhan konsumsi jagung domestik, Indonesia masih mengimpor (Prihandana dan Hendroko, 2008).
Dalam perekonomian nasional, jagung penyumbang terbesar ke-2 setelah padi dalam subsektor tanaman pangan. Sumbangan jagung terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus meningkat setiap tahun, sekalipun pada saat krisis ekonomi. Pada tahun 2000, kontribusi jagung dalam perekonomian nasional mencapai Rp. 9,4 trilyun dan pada tahun 2003 meningkat menjadi 18,2 trilyun. Kondisi demikian mengindikasikan besarnya peranan jagung dalam memacu pertumbuhan subsektor tanaman pangan dan perekonomian nasional secara umum (Akil dan Dahlan, 2003).
Mengingat akan hal tersebut, perlu dilakukan usaha untuk membudidayakan jagung secara intensif dan komersial, sehingga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produksinya pun dapat memenuhi standart permintaan konsumen (pasar). Caranya dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya dengan meningkatkan penggunaan pupuk, melakukan pengaturan jarak tanam atau menggunakan berbagai macam zat pengatur tumbuh untuk mengaatur petumbuhan dan produktivitas tanaman.
Pupuk organik cair merupakan salah satu yang banyak beredar di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosa sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan menyerap nitrogen dari udara.
Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Dari beberapa beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian melalui tanah (Hanolo, 1997). Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu juga dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejalah kelayuan pada tanaman (Suwandi & Nurtika, 1987). Oleh karena itu, pemilihan dosis yang tepat perlu diketahui oleh para peneliti dan hal ini dapat diperoleh melalui pengujian-pengujian di lapangan (Rizqiani dkk, 2007.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap tanaman jagung yang dibudidayakan dengan perlakuan pengaturan dosis pemupukan dan interval waktu pengaplikasiannya. Karena diduga sampai batas tertentu kombinasi antara konsentrasi yang diberikan dengan frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan merupakan faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt).
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian Pupuk Organik Cair (POC) SUPERNASA terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays sachhrata Sturt). Serta interaksi antara konsentrasi pupuk dengan interval waktu pemberian.
Hipotesa Penelitian
1. Diduga ada pengaruh konsentrasi pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt).
2. Diduga ada pengaruh interval waktu pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt).
3. Diduga ada pengaruh interaksi konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt).
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan acuan dalam penyusunan skripsi sekaligus sebagai syarat untuk menyelesaikan studi Starata Satu (S-1) pada Fakultas Pertanian Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan, khususnya bagi para petani yang membudidayakan tanaman jagung.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales (graminales)
Family : Poaceae (graminae)
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L (Rukmana, 2007).
Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga type akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang, akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm dari permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah (Purwono dan Hartono, 2005)
Batang tanaman jagung bulat silindris, yang masih muda berwarna hijau dan rasanya manis karena banyak mengandung zat gula, beruas-ruas, dan pada bagian pangkal beruas sangat pendek dengan jumlah sekitar 8-20 ruas. Rata-rata panjang tanaman jagung antara satu sampai tiga meter.
Daun tanaman jagung berbentuk pita atau garis. Selain itu juga mempunyai ibu tulang daun yang terletak tepat di tengah-tengah daun dan sejajar dengan ibu daun. Tangkai daun merupakan pelepah yang biasanya berfungsi untuk membungkus batang tanaman jagung.
Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol jagung. Bunga betina ini yang biasa disebut sebagai tongkol (Warisno, 2007).
Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pada umumnya jagung memiliki barisan biji yang melibit secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji, endosperm dan embrio (Rukmana, 2004).
Syarat Tumbuh
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl (Prabowo, 2007)
Peranan Pupuk Organik Cair
POC NASA adalah salah satu jenis pupuk organik cair yang merupakan formula khusus untuk tanaman juga peternakan dan perikanan yang dibuat murni dari bahan - bahan organik dengan fungsi multi guna yaitu: meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman serta kelestarian lingkungan (aspekK-3:Kuantitas-Kualitas-Kelestarian), menjadikan tanah yang keras berangsur - angsur menjadi gembur. Melarutkan sisa pupuk kimia ditanah (dapat dimanfaatkan tanaman), memberikan semua jenis unsur makro dan unsur mikro lengkap, dapat mengurangi penggunaan Urea, SP-36 dan KCl + 12,5% - 25%, setiap 1 liter POC NASA memiliki fungsi unsur hara mikro setara dengan 1 ton pupuk kandang, memacu pertunbuhan tanaman dan akar, merangsang pengumbian, pembungaan dan pembuahan serta mengurangi kerontokan bunga dan buah (mengandung hormon/ZPT Auksin, Giberllin dan Sitokinin), membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman (cacing tanah, Penicilium glaucum dll), meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit (Wunungga, 2009).
Untuk itu dalam proses budidaya jagung manis peranan Hormon Organik dan Pupuk Organik Cair juga menentukan hasil produksi jagung manis. Dengan menggunakan Hormon Organik dan Pupuk Organik Cair NASA ini dapat memberikan hasil produksi yang lebih baik daripada hanya menggunakan pupuk kimia yang biasa diberikan oleh petani.
Kegunaan daripada POC NASA adalah sebagai mempercepat proses pertumbuhan tanaman, memacu dan meningkatkan pembungaan, pembuahan, mengurangi kerontokan bunga dan buah, membantu pertumbuhan tunas, membantu pertumbuhan akar, memacu pembesaran umbi serta meningkatkan keawetan hasil panen. Pemberian pupuk lengkap cair POC NAZA pada tanaman jagung dengan dosis 60 cc/tangki (15 liter air) per 1000 m2 disiramkan 1 - 2 minggu sekali.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Penguji Pupuk Organik Cair (POC) SUPERNASA terhadap tanaman jagung manis (Zea mays Sachharata) menunjukkan bahwa hasil tidak berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman dan pada berat tongkol pertanaman. Untuk analisa usaha taninya yang menggunakan POC NASA lebih menguntungkan, karena dari segi produksinya lebih tinggi dibandingkan tanpa menggunakan Hormonik dan POC NASA (Yulianti, 2010).
Interval Waktu Pemberian Pupuk
Tanaman jagung memerlukan pemupukan yang efektif sehingga pertumbuhannya dari masa tanam sampai menghasilkan produk dapat meningkat dan berkualitas tinggi. Maka dalam pemberian pupuk terhadap tanamman jagung perlu mengatur interval waktu pemberian pupuk, metode dan aplikasi yang baik.
Bedasarkan hasil penelitian dari Rahmi dan Jumiati (2007) tentang pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk lengkap cair terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) menunjukkan bahwa pengaruh waktu penyemprotan pupuk Super ACI berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 14, 28 dan 42 hari setelah tanam, umur tanaman saat keluar bunga jantan, umur tanaman saat keluar bunga betina, umurtanaman saat panen, panjang tongkol, diameter tongkol, berat tongkol, dan produksi tongkol. Namun demikian secara umum hasil penelitian memperlihatkan adanya kecenderungan bahwa perlakuan waktu penyemprotan pupuk Super ACI 15, 30 dan 45 hari setelah tanam menghasilkan tanaman yang lebih tinggi, umur tanaman saat keluar bunga betina dan umur panen yang lebih cepat, komponen tongkolyang besar dan lebih berat serta produksi tongkol yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan waktu penyemprotan pupuk Super ACI 12, 24 dan 42 hari setelah tanam dan perlakuan waktu penyemprotan pupuk Super ACI 18, 36 dan 54 hari setelah tanam (Rahmi dan Jumiati, 2007).
Peranan Unsur Hara Bagi Pertumbuhan Tanaman
Tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman (plant nutrient). Tanaman membutuhkan bahan organik untuk mendapatkan energi dan pertumbuhannya, dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tidak dapat digantikan dengan oleh unsur lain dan apabila terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Berdasarkan tanaman hidup terdiri atas bahan organik 27 %, air 70% dan mineral 3%. Analisis kimia menunjukkan bahwa pada tubuh tanaman adanya berbagai unsur mineral dan beberapa faktor. Faktor tersebut adalah perbandingan akan unsur hara yang berbeda, ketersediaan dalam medium yang berbeda dan juga tergantung pada organ tanaman dan umur tanaman (Samekto, 2008).
Daun memiliki mulut yang dukenal dengan nama stomata. Sebagian besar stomata terletak di bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai daun. Saat suhu udara terlalu panas, stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan mengalami kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan membuka sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk dalam jaringan daun. Dengan sendirinya unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun juga masuk ke dalam jaringan daun.
Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari karena bertepatan pada saat membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan pada bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun. Dua jam setelah penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi efektifitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprotkan pupuk daun pada saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar. Contoh pupuk daun yang beredar di pasaran yaitu Gandasil Daun 14.12.14 dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu dan Zn (Yusuf, 2010).
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dimulai bulan April sampai bulan Juli 2011. Dilaksanakan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Amir Hamzah Medan, yang bertempat Jalan William Iskandar (Pancing), Kecamatan Medan Tembung.
Bahan dan Alat
Bahan : benih jagung manis varietas sugar 75, pupuk organik cair (POC) NASA, Pupuk Urea, TSP, dan KCl (sebagai pupuk dasar), Fungisida Dithane M-45, Insektisida Sevin 85 SP, air, serta bahan-bahan lain yang diperlukan dalam penelitian.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang, babat, gembor, tali rafia, tanki, meteran, gunting, papan sampel, timbangan, kalkulator, alat tulis dan peralatan lain yang diperlukan dalam penelitian.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Ranacangan Acak Kelompok (RAK) faktoral dengan dua faktor perlakuan , yaitu :
a. Faktor pemberian dosis Pupuk Organik Cair NASA (N)
N0 = Tanpa perlakuan (kontrol)
N1 = 5 L/Ha (1,13 ml/l air/plot)
N2 = 10 L/Ha (2,26 ml/l air/plot)
N3 = 15 L/Ha (3,39 ml/l air/plot)
b. Faktor interval waktu pemberian Pupuk Orgnik Cair NASA (I)
I1 = Aplikasi 1 minggu sekali
I2 = Aplikasi 2 minggu sekali
I3 = Aplikasi 3 minggu sekali
Jumlah kombinasi perlakuan 4 x 3 = 12 kombinasi, yaitu :
N0I1 N0I2 N0I3
N1I1 N1I2 N1I3
N2I1 N2I2 N2I3
N3I1 N3I2 N3I3
Jumlah ulangan : 3 Ulangan
Jumlah tanaman per plot : 12 Tanaman
Jumlah tanaman sampel per plot : 5 Tanaman
Jumlah plot percobaan : 36 Plot
Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 150 Tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 432 Tanaman
Luas plot percobaan : 150 cm x 100 cm
Jarak antar plot : 50 cm
Jarak antar ulangan : 100 cm
Jarak tanam : 25 cm x 50 cm
Data hasil penelitian ini dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan menurut Duncan (DMRT). Menurut Gomez dan Gomez (1995), model analisis data untuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial adalah sebagai berikut :
Yijk = µ + βi + Jj + PK + (JP)jk + ∑ijk
Dimana :
Yijk = Nilai pengamatan karena pengaruh faktor N blok ke-i pada taraf ke-j dan faktor I pada taraf ke-k.
µ = Efek nilai tengah
αi = Efek dari blok ke-i
Nj = Efek dari faktor N pada taraf ke-j
Ik = Efek dari faktor I pada taraf ke-k
(NB)jk = Efek interaksi faktor N pada taraf ke-j dan faktor I pada taraf ke-k
∑ijk = Efek error dari Faktor N taraf ke-j, dengan faktor I pada taraf ke-k pada ulangan ke-i.
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Lahan
Lahan atau areal yang telah diukur dibersihkan dari gulma-gulma dan sisa-sisa tanaman yang ada. Pembersihan lahan dilakukan secara manual, yaitu dengan menggunakan alat seperti parang babat, cangkul, serta alat-alat lain yang mendukung.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan sebanyak dua kali. Pengolahan pertama dengan mencakul secara kasar kemudian dibiarkan selama 2-3 hari agar gas-gas beracun yang ada di dalam tanah hilang. Pengolahan kedua penghalusan tanah supaya didapat tanah yang gembur.
Pembuatan Plot
Pembuatan plot dikerjakan setelah pengolahan tanah selesai, yaitu dengan membentuk plot-plot penelitian sebanyak 36 plot berukuran 1 m x 1,5 m, dan satu plot cadangan untuk tanaman sisipan. Adapun 36 plot ini dibagi menjadi 3 ulangan. Dalam pembuatan plot sekaligus dibuat jarak antar ulangan dan jarak antar plot masing-masing 100 cm dan 50 cm yang juga berfungsi sebagai pembuangan atau pengaliran air ketika terjadi hujan
Penanaman Benih
Sebelum penanaman, dilakukan pemberian pupuk dasar Urea, KCl, dan TSP secara berimbang. kemuian penanaman dilaukan secara tugalan, yaitu dengan kedalaman tugalan 3 cm, kemudian setiap lubang diisi dengan 2 benih jagung dan ditutup kembali dengan tanah. Adapun jarak tanam yang digunakan adalah 25 x 50 cm. Setelah penanaman benih selesai, dilakukan penyiraman pertama dengan menggunakan gembor secara merata.
Sebelum penanaman, dilakukan pemberian pupuk dasar Urea, KCl, dan TSP secara berimbang. kemuian penanaman dilaukan secara tugalan, yaitu dengan kedalaman tugalan 3 cm, kemudian setiap lubang diisi dengan 2 benih jagung dan ditutup kembali dengan tanah. Adapun jarak tanam yang digunakan adalah 25 x 50 cm. Setelah penanaman benih selesai, dilakukan penyiraman pertama dengan menggunakan gembor secara merata.
Aplikasi Pupuk Organik Cair (POC) SUPERNASA
Pengaplikasian ini dilakukan setelah tanam sebelum panen dengan dosisi per aplikasi 5 tutup botol/tanki. Pemberian pupuk dilakukan pada pagi hari pukul 07.00 – 10.00 WIB atau sore hari pukul 15.00 - 18.00 WIB dengan menggunakan tanki. Pengaplikasian mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam sampai pada saat tanaman sudah berbunga.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara rutin setiap hari selama masa pertumbuhan tanaman, yaitu pada pagi dan sore hari dengan menggunkan gembor. Dan apabila terjadi hujan pada malam hari maka penyiraman pada pagi hari tidak dilakukan, jika hujan terjadi pada siang hari, maka penyiraman sore hari tidak dilakukan.
Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dilakukan 7 HST dengan cara meninggalkan satu tanaman yang pertumbuhannya baik. Sedangkan penyulaman dilakukan apabila tanaman pada lubang tanam tidak ada yang tumbuh atau mati.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma di sekitar tanaman. Penyiangan dilakukan satu minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut karena masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
Pembumbunan
Pembumbunan dimaksudkan untuk memperkokoh berdirinya tanaman dan mendekatkan unsur hara. Pembumbunan dilakukan secara bersamaan dengan penyiangan ke 2 yaitu pada umur 42 HST.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu pestisida Sevin 85 SP. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien.
Panen
Panen jagung manis dilakukan sekitar umur 95-100 hst, dimana pada saat tersebut, buah tanaman sudah dikatakan masak secara fisiologis dengan ciri-ciri daun dan kelobot sudah mengering(menguning), bila kelobot dibuka biji sudah tampak kisut 100%.
Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman (cm)
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari pangkal tumbuh tanaman pada permukaan tanah yang sudah ditandai dengan menggunakan patok standart sampai pada ujung daun tertinggi. Pengukuran dimulai pada saat tanaman berumur 2 MST sampai muncul bunga jantan, dengan interval waktu pengukuran 1 minggu sekali.
Jumlah Daun (helai)
Pengamatan atau penghitungan jumlah daun dilakukan pada daun yang telah membuka sempurna. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST sampai tanaman mengeluarkan bunga jantan, dengan interval waktu pengamatan 1 minggu sekali.
Panjang Tongkol (cm)
Pengukuran panjang tongkol dilakukan setelah panen, yaitu setalah tongkol dipisahkan dari kelobotnya (dikelupas). Pengukuran dilakukan dari pangkal sampai ujung tongkol dengan menggunakan meteran atau sejenisnya.
Berat Tongkol Per Plot (g)
Penghitungan dilakukan dengan menimbang seluruh tanaman jagung pada tiap-tiap plot, yaitu dengan meggunakan alat timbangan.
Produksi Per Plot (kg)
Penghitungan produksi per plot dilakukan dengan menimbang seluruh tanaman jagung pada tiap-tiap plot. Penimbangan buah jagung dilakukan dengan kondisi buah jagung masih utuh, yaitu dalam kondisi seperti jagung baru dipanen dari tanamannya.
DAFTAR PUSTAKA
Akil, M., dan Dahlan, H. A., 2008. Budidaya Jagung dan Desimini Teknologi. Balai Penelitian Tanaman Serealia. http://www.docstoc.com/docs/20905979/Wilayah-Produksi-dan-Potensi-Pengembangan-Jagung/05/04/2011.
Dartius, 2001. Diktat Panduan Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Rahmi, A., dan Jumiati, 2007. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis. Fakultas Pertanian Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 Samarinda
Rizqiani, N. F, Ambarawi, E, dan Yuwono, N. W., 2007. Pengaruh Dosis dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Buncis (Phaseolus vulgaris L) Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. http://soil.faperta.ugm.ac.id/jitl/7.1%2043-53%20Rizqiani.%20Pengaruh%20Dosis.pdf
Rukmana, R., 2004. Botani Jagung dalam Artikel TANI MUDA. http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/botani-jagung/05/04/2011.
2007, Usaha Tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta.
Samekto R, 2008. Pemupukan. PT. Citra Aji Parama Yogyakarta. Penerbit KANISIUS. Yogyakarta
Subandi, Pabbage, dan Zubachtirodin, 2005. Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung, dalam penelitian Warsana dengan Judul Analisis dan Efisiensi Keuntungan Tani Jagung.
Tim Karya Tani Mandiri, 2010. Pedoman Bertanam Jagung. CV. Nusantara Aulia. Bandung.
Prabowo, A. Y., 2007. Teknis Budidaya : Budidaya Jagung. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-jagung.html/07/04/2011
Prihandana, R., dan Hendroko, R., 2008. Energi Hijau Pilihan Bijak Menuju Negeri Mandiri Energi. Penebar Swadaya. Bogor.
Purwono, M.S, dan Hartono, R. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Bogor.
Warisno, 2007. Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.
Wunungga, 2009. Pengaruh Macam dan Interval Waktu Pemberian Pupuk Lengkap Cair Terhadap Pertumbuhan dan Bibit Kakao (Theobroma cacao L). http://freedom-wunungga.blogspot.com/2009/11/penelitian-pengarauh-macam-dan-interval.html. 07/04/2011
Yulianti, D., 2010. Pengaruh Hormon Organik dan Pupuk Organik Cair (POC) Super Nasa Terhadap Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). http://penelitian-organik-penelitian.blogspot.com/2010/03/pengaruh-hormon-organik-dan-pupuk.html.05/04/2011.
Yusuf, T., 2010. Pemupukan dan Penyemprotan Lewat Daun. Tohari Yusuf’s Pertanian Blog. http://tohariyusuf.wordpress.com/
0 komentar