Menarik untuk di bahas, itulah yang membuat penulis ingin sekali mengulas sedikit tentang judul di atas.Hal ini terlebih disebabkan karena hilangnya pemahaman tentang bagaimana hakikatnya seorang pemimpin itu di dalam pandangan islam.

Di era saat sekarang ini menjadi pemimpin merupakan sesuatu yang banyak di perebutkan oleh orang-orang, tidak hanya di negara yang menganut faham liberalisme, tetapi di negara-negara yang mayoritas masyarakatnya islam pun merebutkan jabatan tersebut seperti di indonesia misalnya.

Kebanyak orang ingin menjadi pemimpin atas dasar ingin menjadi orang  nomor satu, ingin dihormati, ingin disanjung dan bahkan ada yang ingin ingin memperkaya diri atau dengan alasan-alasan yang lain. Hampir tidak ada satu pemimpin pun di era saat ini yang tulus hatinya benar-benar bekerja untuk rakyat dan bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat. Yang ada malah tidak peduli dengan apa yang di alami oleh rakyat dan parahnya lagi malah menindas rakyat kecil. 

Benar, penulis salah besar jika langsung menganggap setiap orang yang ingin mencalonkan diri menjadi pemimpin itu mempunyai niat yang buruk. Namun jika kita menilik di negara kita Indonesia ini kemungkinan besar kita semua memiliki pendapat yang sama dan setuju dengan apa yang saya sampaikan tadi. Ya, para pemimpin di Indonesia yang menganut agama islam hampir sebagian besar tidak mewarisi jiwa kepemimpinan Nabi Muhammad dan para Sahabat.

Jika kita kembali merujuk kepada ajaran islam, maka kita akan menyadari bahwa masing-masing kita adalah seorang pemimpin. Hal ini dijelaskan dalam hadits rosul SAW :
"Setiap dari kamu adalah seorang pemimpin, dan setiap pemimpin itu pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas tiap-tiap apa yang pipimpinnya"

Bagi kita umat islam setidaknya hadits tersebut dapat menjadi peringatan keras, di mana kita seharusnya menjadi pemimpin untuk diri kita sendiri paling utama, dalam arti kita bisa mengendalikan diri kita dari sifat-sifat buruk yang tidak disukai dalam ajaran islam Ketika kita sudah berhasil memimpin diri kita sendiri barulah kita mencoba untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan kita kepaa keluarga dan masyarakat luas atau bahkan memimpin negara.

Mengenai kepemimpinan dalam islam disini penulis mengutip beberapa informasi yang besumber dari media elektronik :
Pemimpin adalah teladan, memiliki kewenangan tanpa menjadi sewenang-wenang.Panduannya dalam Islam sesuai dengan contoh dari Rasulullah SAW. Yang harus ada pada pemimpin adalah sidat-sifat sbb. :
1. 1. Siddiq :
Benar dalam Niat,
Benar dalam perkataan,
Benar dalam berpikir (tidak licik) dan
Benar dalam perbuatan.
2. 2. Amanah :
Terpercaya.
Al-Amin.
Jujur.
Tepat Janji.
Tanggung jawab
3. 3. Fathonah:
Mempunyai wawasan (knowledge) yang luas, berpikir maju
mempunyai skill atau keterampilan yang baik dalam membaca potensi dan memotivasi
4. 4. Tabligh :
Mampu berkomunikasi efektif,
Lebih banyak mendengar omongan orang-orang yang dipimpinnya
Bahasa komunikasinya bisa dimengerti oleh orang-orang yang dipimpinnya. Mudah dihubungi
dan juga mudah untuk dekat siapapun.
Ramah tamah, selalu respek terhadap orang-orang yang dipimpinnya, Mempunyai perimbangan
yang bijak serta selalu bersahabat kepada setiap orang.
Sifat tabligh dalam memimpin juga menuntut untuk selalu berusaha memahami keinginan
orang-orang yang dipimpinnya serta mengetahui kebutuhan orang-orang yang dipimpinnya.
Sedang berdasarkan pengamatan saya harus dihindari dari seorang pemimpin adalah:
· Lisan tidak terjaga
o Nato ( No Action Talk Only)
o Terlalu banyak bergurau
o Sering berkata keras, kasar dan keji.
o Sering mengobral janji yang tidak ditepati dan sering bersumpah palsu.
· Berdusta atau terbukti berbohong.
· Egois
· Kesombongan
· Tidak tahu etika
· Tidak Adil













Diposting oleh heri kurnianto Kamis, 25 Maret 2010 0 komentar

Pertanian Organik adalah suatu metode produksi pertanian dan peternakan yang lebih memilih untuk tidak menggunakan pestisida tertentu, pupuk kimia, GMO (Genetically Modified Organisms) / Rekayasa Genetik, Antibiotik, dan Hormon Pertumbuhan yang tidak diperbolehkan oleh Standar Organik (Organic Standards) (Canada’s Organic Standards, 2006)

Pertanian
organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Di sisi lain, Pertanian organik meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna dan manusia. Penggunaan masukan di luar pertanian yang menyebabkan degradasi sumber daya alam tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik. Sebailknya, sistem pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti aturan pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun agro-ekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik.

Dalam prakteknya, pertanian organik dilakukan dengan cara, antara lain:
  1. Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika (GMO = genetically modified organisms).
  2. Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis. Pengendalian gulma, hama dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis, dan rotasi tanaman.
  3. Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh (growth regulator) dan pupuk kimia sintetis. Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan dipelihara dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandang, dan batuan mineral alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman.
  4. Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif sintetis dalam makanan ternak.

Diposting oleh heri kurnianto Senin, 22 Maret 2010 0 komentar

Zona Ngombrol


Click here for Myspace Layouts

heri kurnianto. Diberdayakan oleh Blogger.

Subscribe here

Cari Data

Custom Search